Only One


Only One

Author: Mulan a.k.a Jung Soo HEe

Cast: Yoona, Kyuhyun

Lenght: OneShot, -700 words.

Genre: romance, and *secret*

 

Hallo, maaf nih buat ff secret-nya belom bisa dipost. masih sibuk-_-. Oke, sebagai gantinya, aku bikin fanfic KyuNa lagi nih. Ini terinspirasi, dari lagu BoA-Only One (hanya awalnnya saja). So, yang mau baca fanfic ini, disarankan mendengarkan lagu BoA Only One (tapi kalo bagian akhir jangan yah! rada aneh kalo sambil denger lagu Only One kalo yg bag akhirnya) . Oke, tak mau berlama lama lagi. Check is out!

 

Seorang namja sedang menunggu seseorang di café, TING. Bel yang terletak diatas pintu café yang sederhana itu berbunyi, pertanda ada seorang pengunjung datang. Yeoja itu-pengunjung- melihat ke semua sudut café itu, sepertinya yeoja itu sedang mencari seseorang. Sang namja yang-yang sedang menunggu tadi- pun melihat yeoja itu. Dia melambaikan tangannya, pertanda orang yang yeoja itu cari ada di sini, dia.

Yeoja itu duduk dihadapan namja. Tak ada kata yang keluar dari bibirmereka berdua. Hanya kecanggungan yang menyelimuti mereka. Tiba-tiba mulut sang namja terbuka. Mengeluarkan beberapa kata.

“Hai, Yoona-ya. Hmm, jadi sekarang. Apa kabar?” ucap sang namja kepada sang yeoja-Yoona. Berbasa basi menanyakan kabar, untuk mencairkan suasana mungkin.

“Aku, baik. Kau sendiri Kyuhyun-ah?” jawab Yoona.

“Aku juga baik” jawab namja yang dipanggil Kyuhyun itu.

“Bagaimana dengan eommonim?” Tanya yeoja itu khawatir.

“Eomma sudah lebih baik dari pada kemarin” jawab Kyuhyun itu, sekedar untuk menenangkan Yoona yang terlihat khawatir.

“Huh..” Yoona menghembuskan nafasnya.

“Syukurlah” ucapnya tenang.

Hening, percakapan diantara dua insane manusia itu berakhir cepat. Sunyi, setelah mereka berbasa basi menanyakan kabar, tidak ada yang bicara lagi.

Mereka seperti dua orang yang tak pernah bertemu. Seperti tidak ada topic menarik untuk dibicarakan, hanya untuk mencairkan suasana yang dingin ini. Sepertinya tak ada sama sekali topic yang pas untuk mencairkan kesunyian yang dingin ini.

“Eunghh, Yoona-ya” panggil Kyuhyun dengan nada yang pelan, sangat pelan. Nyaris tak terdengar oleh Yoona.

“Ya?” tanya Yoona bingung.

“Eunghh…” Kyuhyun bingung ingin bicara apa, lidahnya kelu. Bahkan untuk mengucapkat satu huruf saja rasanya tidak sanggup.

“Ya?” Yoona mengulangi ucapannya yang tadi.

“Sebaiknya…” Kyuhyun menggantungkan ucapannya, wajahnya menjadi tegang. Sikap Kyuhyun membuat Yoona mengerutkan dahinya pertanda ia bingung. Kyuhyun menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya kasar.

“Sebaiknya, hubungan kita….” lagi lagi Kyuhyun menggantungkan ucapannya, sepertinya ia tak ingin menyakiti hati Yoona.

“Berakhir?” tanya Yoona ragu. ‘Ya Tuhan. Semoga hari yang ku takutkan tidak terjadi. Semoga Kyuhyun oppa akan tetap bersamaku’ batin Yoona bergumam.

“Bukan, bodoh! Kau kira aku sudi mengakhiri hubungan kita?” tanya Kyuhyun, kaget dengan tanggapan Yoona.

“Habisnya wajahmu itu serius sekali. Aku kira kau akan mengakhiri hubungan kita, seperti yang sering ku baca di novel-novel” jawab Yoona asal.

“Keke, Yoona. Yoona. Kau sih terlalu banyak membaca novel novel. Lihatlah dampaknya pada dirimu itu, dalam kepalamu hanya ada novel dan novel, aku bahkan bingung apa kau sempat memikirkanku disaat kau sedang memaca novel-novelmu yang setebal kasur itu.” Ucap Kyuhyun mengejek Yoona.

“Whatever. Jadi yang ingin oppa bicarakan apa?” tanya Yoona penasaran.

“Sebaiknya hubungan kita berlanjut ke tahap yang lebih tinggi *?*. Aku tak ingin kehilangan cahaya-ku” ucap Kyuhyun, mencoba menggombal, mungkin.

“Tenang saja ‘cahaya-mu’ akan selalu ada di sisimu. Disaat kau sedih atau pun senang” jawab Yoona semangat.

“Memangnya ka tahu siapa ‘cahaya-ku’ itu?” tanya Kyuhyun, mencoba menggoda Yoona.

“Tentu saja aku! Memangnya siapa lagi” ucap Yoona dengan percaya diri.

“PD sekali kau. ‘cahaya-ku’ adalah Eomma, bukan kau” canda Kyuhyun.

“Yak! Cho Kyuhyun!!” ucap Yoona langsung memukul lengan Kyuhyun. Kyuhyun tertawa geli saat melihat air muka Yoona yang konyol.

“Ya ya ya. Im Yoona adalah matahariku, cahayaku, dan segalanya bagiku” ucap Kyuhyun penuh dengan peghayatan.

BLUSH, wajah Yoona memerah seperti kepiting rebus.

“Yoona. Wajahmu memerah, keke”Canda Kyuhyun-lagi-.

“YAK!! TUAN CHO!” teriak Yoona.

“Sttt” Kyuuhyun menempelkan jari telunjuknya di bibir Yoona, membuat Yoona terdiam. Perlahan Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah Yoona. 3 cm, 2 cm, dan sekarang wajah mereka hanya berjarak 1 cm. Kyuhyun langsung menarik tengkuk Yoona agar mendekat. Akhirnya, bibir mereka bertemu. Mereka berciuman.

Dunia ini serasa milik mereka berdua, bahkan tatapan aneh dari para pengunjung cafe tak mereka hiraukan dan malah melanjutkan acara berciumannya.

END

 

Gimana, gimana? Gaje kah ff saya? Huaaa, maaf ya kalau nggak memuaskan.

Jari lagi pegel nih buat ngetik, ide ini tiba tiba muncul. Tadinya alurnya mau buat yang kayak di MV Only One – Boa drama ver. Tapi malah jadi gini. Eotthoke? Ancur ya? T.T

[FanFiction] A Choose


Author: Jung Soo Hee

Cast: Yoona, Donghae

Other Cast: Jessica, Kyuhyun, Sooyoung

Genre: sad, hurt

Rating:PG-13

Lenght: two-shot

Note: This is my second ff. Jadi, tolong dimaklumi jika banyak typo(s), alur kecapetan, cerita membosankan, judul tidak nyambung dengan isi. Se-gaje gaje nya FF saya, tapi FF saya ini tidak ada sama sekali unsure PLAGIAT.

 

Okey, Check is out!

 

At Pyrotechnic Café 7.30 p.m KST

Seorang namja sedang duduk di kursi café itu, sambil sesekali meminum minuman yang sudah dipesannya. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.

Ting,

Bel yang terpasang di pintu café berbunyi, pertanda ada pengunjung yang datang. Namja yang tadi sedang meminum minumannya langsung mengarahkan pandangannya ke pintu tersebut, sepertinya orang yang ia tunggu sudah datang. Terlihat seorang yeojayang tadi masuk- sedang mencari cari seseorang, namja itu pun langsung melambaikan tangannya pertanda orang yang yeoja itu cari ada di sini, dia.

Annyeong oppa, maaf aku terlambat” ucap yeoja tadi sambil duduk di depan namja itu.

“Tidak apa-apa Yoong” jawab namja itu santai, yeoja yang dipanggil Yoong itu tersenyum tipis.

Hening, keheningan menyelimuti percakapan mereka. Tidak ada yang memulai percakapan, kedua manusia itu malah sibuk dengan pikirannya masing masing.

“Hmm, jadi. Apa kabar Yoong?” Tanya namja itu memulai percakapan, berbasa basi menanyakan kabar. Mungkin hanya untuk mencairkan suasana.

“Baik, oppa sendiri?” ucap yeoja itu singkat. Yeoja itu balik menanyakan kabarnya. Sungguh membosankan percakapan diantara kedua manusia ini -_-.

“Baik” Namja itu menjawab pertanyaan yeoja itu dengan singkat. Hening, lagi-lagi keheningan menyelimuti mereka. Canggung, mereka seperti tidak pernah bertemu, seakan tidak ada topic menarik yang bisa dibicarakan.

“Hmm, jadi oppa. Ada apa kau ingin bertemu denganku di sini?” Tanya yeoja itu sambil membenarkan tempat duduknya. Sedetik kemudian-setelah mendengar pertanyaan yeoja yang dipanggil Yoong itu- mimik mukanya berubah menjadi serius. Melihat sang namja yang merubah ekspresi mukanya, Yoong mengerutkan keningnya. Bingung. Heran. ‘Kenapa dia serius sekali? Apa hal buruk terjadi?” batin yeoja itu.

“Yoona-ya, kurasa hubungan kita cukup sampai di sini saja” ucap namja itu pelan, nyaris tak terdengar. DEG jantung Yoona berdetak dengan kencang. Berakhir? Jadi, hari yang ditakutkannya benar-benar terjadi. Oh dear.
Melihat tak ada tanggapan dari sang yeoja, namja itu mengulangi ucapannya.

“Kurasa hubungan kita…” belum sempat namja itu mengakhiri kata katanya, yeoja itu-Yoona- memotang pembicaraannya.

Wae oppa? Wae?” ucap Yoona, sambil berusaha menahan air mata yang berontak ingin keluar dari pelupuk matanya.

“Aku, aku sudah tak mencintaimu Yoona-ya” DEG, sekali lagi jantung yeoja itu berdegup kencang. Tak mencintainya lagi katanya? Jadi dia bosan atau apa? Apa alasannya? Berbagai pertanyaan muncul di benak yeoja itu, tapi tak ada satupun yang terjawab.

“Tapi, kenapa oppa? Kenapa Donghae oppa?” ucapnya parau.

“Sudah tak ada desiran desiran halus saat aku bersamamu Yoona-ya. Sudah ada yang….” Sekali lagi ucapan namja itu-Donghae terpotong oleh Yoona.

“Sudah ada yang menggantikan posisiku? Begitu kah oppa? Jadi, semua kenangan yang kita buat selama 5 tahun ini sia sia? Mana janjimu oppa? Janji akan selalu menjagaku, selalu bersamaku SELAMANYA” ucapnya dengan nada tinggi dan menekan kata SELAMANYA, sontak seluruh pengunjung yang ada di café itu memerhatikan mereka berdua. Namun, mereka berdua tak memperdulikan hal itu.

“Yoona-ya.. mianhae” ucap Donghae menunduk, dia tak berani melihat Yoona saat sedang marah. Yoona menghirup nafas dalam dalam dan menghembuskannya kembali.

“Jadi… ini sudah berakhir?” ucapnya pelan, sangat pelan. Nyaris tak terdengar oleh Donghae.

“Ya” ucap Donghae singkat.

“Jadi… Good Bye Donghae oppa” ucap Yoona, berdiri. Dan langsung lari entah kemana. Sebenarnya, ia sangat tak ikhlas mengucapkan kata selamat tinggal kepada namja ini. Tapi, apa boleh buat? Dia -Donghae- sudah tak mencintainya lagi.

Banyak pengunjung yang menyaksikan kejadian itu, ada yang menangis ada yang heran, ada yang bingung. Saat Yoona berdiri, lagi lagi mata pengunjung memperhatikannya, melihat wajahnya yang memerah karena menahan air mata. Ada yang Kasihan, Tak peduli, itulah hal yang dirasakan para pengunjung kepada Yoona.

Yoona tak peduli tatapan tatapan aneh dari pengunjung café itu, ia langsung keluar dari café itu. Membiarkan air mata yang sudah susah payah ia tahan, keluar mengalir dengan derasnya seperti sungai.

Sakit, sakit rasanya ditinggalkan orang yang sudah kau anggap menjadi bagian hidupmu. Sekarang, Yoona berjalan entah kemana, membiarkan kakinya menuju tempat yang diingingkannya. Sungguh, otaknya sama sekali tidak bekerja sekarang. Dia bahkan hampir mati tertabrak jika ia tak sedang beruntung.

Di lain tempat

Namja itu tertegun atas ucapan yang Yoona ucapkan. Ia tak menyangka yeoja itu akan bereaksi seperti itu, ia merasa bersalah. Sangat bersalah. Walaupun ia merasa ia sudah tak mencintainya lagi, tetapi saat ia melihat mata yeoja itu mengeluarkan setetes air mata dari, ia merasa.. entahlah suatu perasaan yang tak bisa dijabarkan dengan kata kata, mungkin menyesal? Ya, mungkin.

Donghae masih mematung sejak Yoona membentaknya tadi, ia terus berfikir, apakah yang ia lakukan salah?

“ARGHH!” Donghae berteriak frustasi. Sekali lagi semua pengunjung café melihatnya aneh. Namun sedetik kemudian mereka tidak peduli. “Mungkin sedang putus cinta” ujar seseorang yeoja yang duduk di sebelah mejanya.

 

##########

Matahari menyelinap ke dalam sebuah ruangan melalui sela-sela jendela yang masih tertutup. Saat matahari mengenai wajah seorang yeoja yang ada dibalik selimut, yeoja menggeliat pelan “Arghh” gumamnya saat sinar matahari mengenai wajahnya.

KRING KRING

“YOONA! Aish, kau ada dimana? Cepat kesini!” seorang yeoja teriak memarahi Yoona, bahkan sebelum Yoona menempatkan Handphone di telinganya. Dan dia belum sempat mengucapkan kata ‘Hallo’ atau ‘Hai’ atau ’Yoboseo’.

“Aish, kau mengganggu tidurku saja! Siapa kau? Huh” Yoona balik teriak kepada yeoja yang teriak tadi. ‘Sungguh tak sopan membangunkan orang yang masih tertidur’ batinnya

“Mengganggu katamu? Siapa aku? Aku Sooyoung, Yoona! Sooyoung! Sahabatmu! Apakah kau pikun? Ah, kau masih diranjang kan? Cepat mandi! Kau kan sudah janji denganku akan menceritakan SEMUANYA hari ini! Aish~” teriak yeoja yang bernama Sooyoung itu sambil menekan kata ‘semuanya’. Mendengar nama ‘Sooyoung’, Yoona langsung menuju kamar mandi, bahkan ia lupa memutuskan sambungan telponnya dengan Sooyoung.

“Ah sial! Aku lupa kalau aku ada janji dengan Sooyoung! Ah, waktu malam sih aku menangis sampai larut” gumam Yoona sambil masuk ke kamar mandi.

#########

TING

Bel di atas pintu café itu berbunyi, pertanda ada pengunjung yang datang. Yoona terdiam di dekat pintu. Mengingat hal yang kemarin baru saja terjadi. ‘Sial! Yoona, kau tak boleh memikirkannya lagi! Ingat! Dia bukanlah milikmu lagi’ rutuknya, sambil memukul pelan kepalanya sendiri.

“YOONA!” teriak Sooyoung dari salah satu tempat duduk di café itu. Yoona berjalan kearah Sooyoung yang sedang duduk.

“Youngie, aku mencarimu. Ternyata kau ada di sini” ujar Yoona sambil mengambil kursi yang berada di hadapan Sooyoung.

“Kau tadi kenapa? Melamun sambil memukul kepalamu layaknya orang bodoh” ujar Sooyoung,tak memperdulikan ucapan Yoona.

“Hah? Eh? Siapa yang melamun? Hanya perasaanmu saja kali!” elak Yoona.

“Hah, yasudahlah. Terserah. Jadi, semalam. Kenapa kau menangis?” Tanya Sooyoung, dengan nada serius. Bukan hanya suaranya yang serius, tetapi mimik wajahnya berubah dengan sekejap, menjadi serius.

“Hmmm..” ujar Yoona, tegang. Namun ia berusaha melepaskan ketenggannya dengan memainkan rambut indahnya itu.

“Yoona, tolong jawab aku? Apa yang terjadi?” Tanya Sooyoung lagi, nadanya sedkit lebih tinggi dari tadi, ia tidak marah ia hanya khawatir saat semalam mendengarkan sahabatnya menangis.

“Donghae oppa Youngie.. Hiks” ucapYoona, menangis sambil menghambur ke pelukan Sooyoung.

“Kenapa Yoongie? Kenapa dengan Donghae oppa Yoongie?” Tanya Sooyoung khawatir, penasaran, panic.

“Dia… dia.. hisk.. dia.. mengakhiri hubungan ini Youngie.. hikss” ucap Yoona sesenggukan. Sooyoung membelakakan matanya, tidak percaya dengan apa yang Yoona bicarakan. Setaunya Donghae sangat mencintai Yoona, dan Sooyoung yakin sangat yakin bahwa Donghae tidak akan mengakhiri hubungannya dengan Yoona. Tapi apa nyatanya? Donghae meninggalkan Yoona.

“Yang benar Yoongie? Tapi, donghae oppa tidak mungkin seperti itu..” ucapan Sooyoung terpotong dengan ucapan yoona.

“Dia tak mencintaiku lagi Youngie, sudah tidak ada desiran desiran halus saat bersamaku, sudah ada yang…” Yoona menggantungkan kalimatnya. Dia menarik nafas dan menghembuskannya kembali.

“Sudah ada yang menggantikanku di hatinya Youngie” ucap Yoona, sambil menghapus sisa sisa air mata yang berada di pipinya.

“Yoongie…….” Tes, air mata Sooyoungpun mengalir. Ia ikut sedih jika Yoona sedih, mereka sudah seperti saudara kembar yang bisa merasakan apa yang sedang salah satu rasakan.

‘Donghae, aku akan memberimu pelajaran karena sudah membuat sahabatku menagis’ batin Sooyoung.

#########

Sooyoung pergi ke sebuah tempat lebih tepatnya ke sebuah apartemen, apartement Donghae.

Tok Tok Tok..

Sooyoung mengetuk pintunya. Dua detik kemudian namja yang tidak terlalu tinggi membuka pintunya.

“Siapa?” Tanya Donghae.

PLAK

Sooyoung menampar Donghae. Terlihat matanya berkaca kaca, sudah ku bilang Yoona-Sooyoung seperti saudara kembar yang bisa merasakan satu sama lain. Dan, ia sangat tidak ingin Yoona di sakiti.

“Kau jahat Donghae oppa! Kau jahat! Kenapa kau mengakhiri hubunganmu dengan Yoona? Kau tak tau hah bagaimana wajah Yoona saat cerita padaku? Hah? Aku memang salah pernah merestui hubungan kalian, aku memang salah sudah pernah percaya padamu. Hiks..” ujar Sooyoung sambil menangis.

“Sooyoung-ah, mianhae..” ucap Donghae pelan.

“Yayaya, terserahmu saja lah Donghae. Jika memang ini keputusanmu, jika kau memang ingin pergi dari kehidupan Yoona. Jangan pernah menampakan wajahmu dihadapannya. JANGAN PERNAH walaupun itu hanya sedetik saja!” ucap Sooyoung tegas sambil meninggalkan Donghae yang mematung di pintunya.

#########

Yoona berjalan melewati koridor sekolah, wajah ceria yang selalu dia tampilkan kepada orang-orang menghilang. Sekarang, tak ada lagi Yoona yang ceria. Yang ada hanya Yoona yang sering melamun, Yoona dengan wajah datarnya.

Siswa yang melihat Yoona dengan wajah datarnya itu hanya heran. Bagaimana tidak heran. Siswa-siswa itu tidak pernah melihat Yoona dengan wajah sedatar ini. Biasanya mereka selalu melihat wajah Yoona yang bersinar, yang bahagia.

Tak lama kemudian Yoona sampai di depan kelasnya.

“Hai Yoona!” sapa Sooyoung ceria.

“Hai Soo” jawab Yoona, pelan.

“Kau masih memikirkannya Yoong?” ucap Sooyoung sambil mengikuti Yoona duduk.

“Tidak” jawab Yoona datar. Sooyoung mengerutkan dahinya. Ia tahu Yoona berbohong.

“Lupakan dia Yoong. Masih banyak namja yang lebih baik dari dia di luar sana” ujar Sooyoung menyemangati Yoona.

“…..” tak ada jawaban dari Yoona.

“Yoong, tolong. Jangan seperti ini. Aku rindu Yoona yang ceria. Jangan biarkan kepergiannya menghilangkan wajah ceriamu Yoong. Aku tahu, kau bisa. Fighting!” ucap Sooyoung. Tes, Yoona menangis. Ia terharu dengan kata-kata Sooyoung.

“Ne, Soo. Aku janji akan ceria seperti dulu lagi. Aku akan melupakannya! Fighting” ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

“Itu baru Yoong-ku” teriak Sooyoung, sontak seluruh siswa di kelas melihatnya.

“Hehehe” Sooyoung hanya menyengir mendapatkan tatapan tajam dari teman sekelasnya.

#######

Yoona berjalan menuju Pyrotechnic café, café langganannya.

Ting,

Bel café itu berbunyi, Yoona masuk mencari tempat favoritnya, dekat jendela. Ia melambaikan tangannya kepada salah satu pelayan café.

“Ingin pesan apa nona?” Tanya pelayan itu sambil memberikan menu.

“Satu gelas capucchino saja” jawab Yoona.

“Ingin yang cold atau yang hot, nona?” Tanya pelayan itu –lagi-.

“Cold” jawab Yoona –lagi-.

“Oke, satu gelas capucchino akan segera datang.” Ucap pelayan itu sambil pergi ke arah yang Yoona yakini dapur.

Ting,

Bel café  itu berbnyi, pertanda ada pengnjung yang datang. Terlihat ada seorang namja dan yeoja bergandengan tangan, kepala yeoja itu disandarkan ke bahu namja. Sungguh romantic.

Yoona merasa bosan menunggu pesanan itu, ia mengarahkan pandangannya ke pintu café  yang tadi berbunyi. DEG, jantung Yoona berdetak cepat, dadanya terasa sesak melihat sepasang kekasih yang baru masuk tadi, mereka terlihat romantis. Ia tidak cemburu karena ia tidak memiliki pasangan. Bukan, bukan itu. Yang ia lihat bukan kemesraan mereka. Tetapi sang namja. Namja itu, namja itu adalah Donghae. Hatinya, hati Yoona sakit melihatnya. Ia tidak sanggup melihat Donghae bergandengan tangan dengan yeoja selain dia. ‘Oke Yoona, bersikap biasa. Jangan hiraukan dia. Jangan hiraukan mereka Yoona. Kau bisa bertahan! Tunjukan jika kau bukan yeoja cengeng’ batin Yoona, ia mengatur nafasya yang tidak beraturan.

Mereka-Donghae dan Jessica- berjalan menuju kearah Yoona. Lima langkah lagi mereka akan berada di hadapan Yoona. Empat, tiga, dua, sa..tu.

“Nona, pesananmu sudah siap” ucapan pelayan membuyarkan lamunan Yoona ’Huh, aku kira mereka’ batin Yoona tenang. Ia menyeruput minumannya sambil memainkan handphone-nya.

“Hei” seseorang menepuk bahunya pelan dari belakang. Yoona memalingkan wajahnya yang tadi berada di depan handphone, memalingkan wajahnya ke belakang. Deg, Donghae menepuk bahu Yoona. Donghae yang menepuk bahu Yoona! Yoona mematung, tak membalas sapaan Donghae. Sedetik kemudian ia sadar. Ia harus bersikap biasa. Ia harus menunjukkan kepada Donghae bahwa dia suah bisa melupakan Donghae, ya.

“Eh, h-hai. Sedang apa di sini?” ucap Yoona dibuat setenang tenangnya, walaupun masih terdengar aneh. Tapi Yoona tak peduli, yang ia pedulikan adalah tidak bersikap lemah di depan Donghae.

“Hai, sedang menghabiskan waktu makan siang bersama.. Ah, iya. Kenalkan ini Jessica. Jessica ini Yoona” ujar Donghae.

“Ah iya, perkenalkan Jessica imnida.. Donghae yeojachingu” ucap Jessica ramah. DEG, jadi.. ini. Jadi, ini yeoja yang menggantikan posisinya di hati Donghae?

“Yoona imnida. Sahabat Donghae” ucap Yoona tak kalah ramah. Yoona melihat jam pink pastel-nya.

“Eh,, hmm. Aku ada keperluan. Aku duluan ya? Tak apa kan?” Tanya Yoona. Sebenarnya Yoona bohong, ia hanya tak ingin melihat mereka berdua.

“Ah, iya silahkan. Hmm, Yoona-ssi. Kami boleh duduk di sini kan? Tempat duduk yang lain penuh” Tanya Jessica.

“Ya, tentu saja. Sampai jumpa. Dahh” ujar Yoona sambil melambaikan tangannya.

“Dahh” ucap Jessica dan Donghae bersamaan sambil melambaikan tangannya.

Yoona melangkahkan kakinya keluar dari café itu. Ia melihat kedalam café itu lewat jendela yang tembus pandang. Dari jendela itu ia melihat Donghae sedang mencium Jessica. DEG, Yoona merasakan dadanya sesak. Ingin sekali ia menangis. Tapi tak ia lakukan, Yoona malah berlari menuju taman.

BRUK. Yoona menabrak sesuatu, ah bukan. Ia menabrak seseorang, seorang namja yang sedang membawa buku.

“Maaf,” ucap Yoona sambil membantu membereskan buku-yang terjatuh- yang dibawa namja yang ia tabrak.

“Tidak apa-apa nona,” ucap namja itu sambil membawa buku, dan mencoba berdiri. Setelah itu ia membungkuk. Ia meninggalkan Yoona.

“Hmm, Hei!” Tariak Yoona. Merasa dipanggil namja itu membalikkan badannya.

“Kau.. hmm.. kau C-Cho Kyuhyun?” Tanya Yoona ragu.

“Ya, darimana nona tau na..” ujar Kyuhyun sambil melihat wajah Yoona.

“Astaga. Kau Yoona? Im Yoon Ah?” Tanya Kyuhyun memastikan.

“Ya, apa kabar oppa? Bogoshipo” ucap Yoona sambil menghambur ke pelukan Kyuhyun.

Nadobogoshipo Yoong,” ucap Kyuhyun membalas pelukan Yoona.

“Hmm, sebaiknya kita mencari tempat duduk,” usul Kyuhyun.

“Ah, tentu saja. Hehe,” ucap Yoona sambil melepaskan pelukannya.

 

######

“Jadi, apa kabar Yoong?” Tanya Kyuhyun sambil duduk di bangku taman dekat kolam.

“Baik. Oppa sendiri?” Tanya Yoona balik.

“Baik juga” jawab Kyuhyun singkat. Hening, tidak ada yang memulai percakapan lagi setelah itu. Mereka seperti teman lama yang sudah lama tidak berbicara. Ah, memang benar. Mereka bukan teman lama melainkan mantan sepasang kekasih. Tak heran mereka canggung untuk memulai percakapan. Kyuhyun dan Yoona adalah sepasang kekasih 6 tahun lalu, mereka terpisah karena Kyuhyun yang melanjutkan sekolahnya di Amerika. Setelah Kyuhyun pergi, Yoona menjadi pendiam. Yoona yang ceria hilang, hingga Donghae datang ke kehidupannya. Dan merubah hidupnya. Membantu Yoona melupakan Kyuhyun, walaupun dalam sudut hatinya. Yoona masih menyimpan nama Kyuhyun dan kenangan mereka. Dan sekarang, di saat nama Kyuhyun di hatinya mulai hilang. Kyuhyun datang.

“Hmm.. Jadi, bagaimana di Amerika? Apakan oppa sudah mempunyai.. eungh.. yeojachingu? ” Tanya Yoona ragu.

“Di Amerika sangat hebat Yoong!..” ucap Kyuhyun semangat.

“Tentang yeoja.. tidak ada yeoja yang menarik di sana. Kau sendiri? Sudah mempunyai namjachingu?” Tanya Kyuhyun. Ia berharap Yoona belum mempunyai namjachingu. Dan, sebenarnya. Alasan ia kembali ke Korea karena Yoona. Ya, ia ingin melamar Yoona.. Ya, itupun jika Yoona tak mempunyai namjachingu.

“Sudah. Tapi..” Kyuhyun kecewa dengan jawaban Yoona. Pupus sudah harapannya untuk kembali dangan Yoona.

“Kami sudah tak bersama lagi” ucap Yoona sedih. Yey! Kyuhyun bersorak dalam hati, tapi. Tapi ia tak tega melihat Yoona sedih.

“Hmm.. Yoong” panggil Kyuhyun pelan.

“Ada apa oppa?” Tanya Yoona.

“Eungh..” Kyuhyun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia gugup. Ya! Ia sangat gugup. Walaupun ia sudah pernah melakukan ini dulu. Tapi, ia tak yakin akan berhasil sekarang ‘Oke, Kyuhyun tenang. Jangan tegang’ batin Kyuhyun menyemangati.

“Ya?” Tanya Yoona bingung dengan perubahan sikap Kyuhyun.

“Hmm,, Yoong, Bolehkah oppa menggantikan posisi namja itu? Bolehkah oppa menempati hatimu seperti 6 tahun yang lalu?” Tanya Kyuhyun ragu. Yoona terkejut. DEG. Jantung Yoona berdetak cepat. ‘Apa aku masih mencintai Kyuhyun oppa? Ah, entahlah. Tapi bagaimana ini? Apa yang harus ku jawab?’ batin Yoona bingung.

“Eungh.. oppa” Yoona menggantungkan ucapannya.

 

 

-TBC-

Halo halo. Bagaimana ff ini? Ada yang penasarankah? Para readers, maunya endingnya YoonHae atau KyuNa? Komen ya! Nanti komen terbanyak bakal dipiih. Keke, berhubung lanjutannya masih setengah. Jadi bisa dipilih.

Eh iya, readers. Sorry banget yang nunggu Secret, ada masalah sama ff itu. Documentnya ilang! Alhasil jadi ngetik ulang. Mianhae ya readers! Dan aku juga lagi menunggu waktu dan imajinasi. So, fafic itu masih dalam proses.